Upaya penyediaan pakan lebah yang berkesinambungan sepanjang tahun
Jarang menemui lokasi lebah yang ideal yang dapat memenuhi kebutuhan pakan lebah sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Oleh karena itu hasil madupun mengikuti musim di mana banyak tersedia nektar, polen dan resin yang yang bisa dipanen oleh lebah. Hasil madu di musim kemarau biasanya lebih banyak dibanding musim hujan disebabkan nektar yang tersedia banyak tercuci oleh air hujan dan lebah pekerja tidak bisa bekerja jika sepanjang hari turun hujan terus-menerus.
Ketahanan pakan lebah adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan pakan lebah dalam setiap keadaan dan setiap musim. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan lebah dalam setiap kondisi dan setiap musim dengan penyediaan vegetasi penghasil pakan kita sebut dengan rekayasa vegetasi. Dengan adanya rekayasa vegetasi maka diharapkan tidak akan ada musim paceklik bagi lebah untuk mendapatkan pakan yang dibutuhkannya.
Beberapa upaya rekayasa vegetasi melalui upaya penanaman pakan lebah yang bisa dilakukan adalah: 1. Tanamlah tanaman pakan lebah terutama yang bersifat tahunan di awal musim hujan agar tidak banyak upaya penyiraman yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada masa-masa kritis di awal-awal pertumbuhannya. 2. Pilihlah jenis-jenis tanaman unggulan yang saling mengisi kebutuhan pakan sepanjang tahun baik dari jenis tanaman tahunan maupun tanaman semusim dengan memperhatikan kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Perhatikan pula jenis-jenis tanaman tahunan yg dapat menyediakan pakan sepanjang tahun dan yang bersifat musiman seperti pohon buah-buahan. Walaupun beberapa jenis pohon tidak bisa menyediakan pakan sepanjang tahun tapi jika saat musim berbunga dapat menyediakan pakan yang melimpah ruah maka perlu ditanam di dalam area kebun lebah.
3. Lakukan upaya-upaya perlindungan terhadap nektar dan polen tanaman agar selalu bisa dipanen lebah sepanjang musim, terutama di musim hujan dengan penanaman tanaman semusim di nawah naungan semacam green house.
Beberapa jenis tanaman memiliki bunga yg secara alami melindungi nektar dan polennya dari air hujan, biasanya dari jenis bunga yang memiliki corong menghadap ke bawah atau horizontal seperti bunga terompet, Thunbergia, lipstick, alamanda, bunga kupu-kupu, buah naga, jenis heliconia tertentu semisal Heliconia rostrata (pisang betet), bihai dll.
Sebelum memutuskan penempatan koloni lebah pada suatu lokasi maka harus dipastikan dulu bahwa lokasi tersebut merupakan tempat yang cocok untuk pengembangan budidaya lebah.
Adalah hal yang percuma segala sesuatu yang sudah dilakukan jika pada akhirnya hancur dengan sia-sia sementara waktu, biaya dan tenaga sudah banyak terbuang.
Beberapa hal yang wajib diperhatikan terutama adalah (1) kesesuaian habitat (iklim, topografi, dll) dengan jenis yang akan dikembangkan, (2) potensi ancaman terhadap kelangsungan hidup lebah berupa hama/penyakit/predator, (3) keamanan koloni dari gangguan hewan ataupun manusia dan (4) Ketersediaan vegetasi pakan NPR (Nektar, Polen dan Resin)
Petunjuk yang paling gampang terhadap kesesuaian habitat adalah keberadaan jenis yang sama yang akan dikembangkan di lokasi tersebut. Makin banyak koloni, ragam dan hasil produksi lebah lokal atau yang sudah ditempatkan di lokasi tersebut maka makin cocok untuk tempat budidaya.
Potensi ancaman terhadap kelangsungan hidup lebah berupa hama/penyakit/predator dan pertanian non organik perlu dipertimbangkan atau diantisipasi. Sebagai contoh keberadaan peternakan walet, BSF (Black Soldier Fly – lalat tentara hitam), pertanian non organik, penyemprotan rutin pestisida dan fogging bisa menjadi mesin pembunuh yang efektif terhadap lebah-lebah yang dipelihara.
Lokasi yang aman dari gangguan hewan dan manusia mutlak diperlukan. Banyak kejadian menyedihkan koloni-koloni yang hilang dicuri manusia atau dirusak hewan pengganggu seperti kera, babi hutan, beruang, dll.
Jika ketiga hal di atas sudah tidak bermasalah atau bisa diantisipasi maka rencana budidaya lebah tanpa sengat sudah bisa dilanjutkan ke tahap penyediaan vegetasi pakan yang menunjang pertumbuhan, perkembangan dan produksi koloni lebah.
Membangun Kebun Lebah Tanpa Sengat Trigona
Membangun kebun lebah tanpa sengat bergantung sumberdaya tanaman yang ada di dalam kebun atau lokasi tersebut. Bisa menjadi sangat mudah jika vegetasi yang dibutuhkan sudah tersedia dengan sendirinya. Tetapi menjadi sulit jika syarat vegetasi yang dibutuhkan belum tersedia sebagian atau bahkan seluruhnya.
Butuh waktu hingga tahunan untuk mendapatkan kebun yang matang yang mampu menyediakan pakan seluruh koloni lebah yang ada. Maka sungguh beruntung daerah-daerah yang memiliki sumberdaya alam melimpah tanpa harus membangun kebun pakan untuk budidaya lebah trigona.
Namun membangun kebun lebah tanpa sengat sungguh mungkin untuk dilakukan dan bisa menjadi aktifitas yang menyenangkan bagi yang suka berkebun. Selain itu penyediaan vegetasi pakan lebah tanpa sengat merupakan aktivitas yang ramah lingkungan yakni berupa kegiatan penghijauan lahan yang banyak manfaatnya bagi makhluk hidup apalagi dalam skala luas berupa reboisasi hutan yang sudah gundul.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun vegetasi pakan lebah tanpa sengat.
(1) Tidak perlu semua jenis tanaman berbunga harus dihadirkan di dalam kebun budidaya.Beberapa jenis tanaman dominan yang dapat memasok kebutuhan pakan lebah sebenarnya sudah cukup. Namun kecermatan memilih tanaman yang tepat sangat dibutuhkan demi keberlangsungan hidup lebah dan produktivitasnya sepanjang tahun. Kekurangcermatan akan menghasilkan kekecewaan yang panjang dan hasil yang tidak sempurna.
Suatu contoh peternakan lebah Heterotrigona itama d Bangka dengan beberapa jenis vegetasi lokal Akasia mangium, senduduk, kedondong hutan, gelam dan karet mampu menghasilkan rata-rata 60 kg madu per bulan dari sekitar 300 koloni
Contoh lain suatu peternakan lebah Tetragonula biroi mampu menghasilan madu per stup 1-1.5 kg dalam waktu sekitar 3 bulan dengan vegetasi dominan pinus, Akasia mangium, kaliandra pagoda dan rerumputan liar yang didominasi jenis portulacca.
Bahkan lahan dengan vegetasi monokultur dari satu jenis tanaman yang mampu menghasilkan nektar, polen dan resin sekaligus sepanjang tahun bisa menjadi tempat budidaya yang ideal. Vegetasi mangrove, nyamplung, sulatri, jeruk2an dan karet merupakan salah satu contoh yang cukup baik untuk menjadi tempat budidaya lebah tanpa sengat pada lahan dengen vegetasi monokultur
(2) Vegetasi tanaman penghasil resinmutlak harus ada terlebih dahulu. Carilah lokasi yang sudah ada tanaman penghasil resin andalan yang disukai lebah tanpa sengat. Tanaman penghasil resin biasanya berasal dari jenis pepohonan atau tanaman tahunan. Butuh waktu minimal 3 tahun untuk mendapatkan pohon penghasil resin yang matang. Namun ada juga penghasil resin dari jenis tanaman semak namun tidak bisa menjadi andalan utama seperti batavia (Jatropha Integerrima), euphorbia, pisang2an.
(3) Kombinasi tanaman tahunan dan semusim sebagai penghasil Nektar dan Polen. Pemilihan tanaman tahunan penghasil nektar dan polen sepanjang tahun yang menjadi andalan sangat penting untuk menjamin kontinuitas produksi dan kehidupan lebah tanpa sengat dalam jangka panjang. Sedangkan tanaman semusim bisa diproduksi secara massal dengan biji dan bisa memasok kebutuhan nektar dan polen dalam jumlah banyak dalam waktu singkat (2-3 bulan).
Beberapa contoh jenis tanaman semak tahunan yang berpotensi sangat baik untuk dikembangkan di kebun lebah antara lain batavia, euphorbia dan xanthostemon merah. Sedangkan dari jenis pepohonan yang cukup pesat pertumbuhan dan hasil nektar/polennya cukup melimpah adalah xanthostemon kuning, kaliandra pagoda, akasia dan ceri. Sementari dari jenis tanaman rambat antara lain air mata pengantin, porana, thunbergia, passiflora (alata, vitifolia, edulis).
Tanaman semak semusim penghasil polen andalan dan menjadi favorit lebah tanpa sengat antara lain bunga matahari meksiko, bunga matahari umum, jagung, dan celosia (jengger ayam)
(4) Jarak terbang sangat menentukan lokasi penempatan sumber pakan. Makin dekat dan makin tersebar sumber pakan di sekitar lokasi stup sangat menentukan produktivitas lebah dalam menghasilkan madu, beebread dan propolis. Untuk lebah kecil seperti T. biroi sebaiknya jarak sumber vegetasi NPR (nektar, polen dan resin) tidak lebih dari 50 meter.
(5) Sangat penting untuk membagi jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam kebun lebah yang akan kita bangun berdasarkan 3 katagori jangka waktu pengadaan pakan agar bisa berkesinambungan sepanjang tahun atau sepanjang waktu.
A. Jenis tanaman jangka pendek dan cepat menghasilkan pakan yang berumur 2-6 bulan. Biasanya dari jenis-jenis tanaman semusim penghasil polen walaupun mungkin ada sedikit nektar. Beberapa jenis yang favorit dan selalu disukai serta bisa dijadikan tanaman wajib seperti: bunga jagung, bunga matahari, bunga matahari meksiko, bunga jengger ayam (Celocia), bunga bayam. Tanaman semusim ini strategi penanamannya dalam setahun diatur agar selalu tersedia, yaitu dengan mengatur jarak waktu tanam dalam interval 2-3 minggu sehingga bunganya akan selalu tersedia sepanjang waktu bergantian. Bisa dilakukan bergantian antar jenis atau semua jenis sekaligus.
B. Jenis tanaman jangka menengah. Karena kebutuhan polen yang utama sudah tersedia oleh jenis-jenis tanaman semak semusim. Maka jenis tanaman jangka menengah ini lebih difokuskan sebagai penghasil nektar walaupun bisa saja menhasilkan polen dan resin sekaligus. Pilih jenis penghasil nektar dalam waktu cepat dan melimpah yang sudah diakui para praktisi agar tidak menyesal di kemudian hari karena ternyata kurang bisa diandalkan setelah terlanjur ditanam. Dari jenis tanaman semak tahunan antara lain Xanthostemon merah, Batavia (Jatropha integerrima), Euphorbia, bung pukul 8 (Turnera subulata), Kana, Begonia, Heliconia atau pisang-pisangan. Dari jenis tanaman rambat antara lain Air Mata Pengantin (AMP, Antigonon sp), Thunbergia (alata, grandiflora), markisa (Passiflora edulis), Porana, dll. Dan banyak jenis tanaman lain yang mungkin bisa menjadi andalan setiap daerah.
C. Jenis tanaman jangka panjang. Bisa hanya penghasil salah satu pakan NPR (nektar, polen, resin) atau ketiganya sekaligus. Keberadaan jenis tanaman atau pohon yang bersifat tahunan dan bisa tumbuh besar nantinya akan menjadi sumber pakan abadi yang tidak perlu banyak pemeliharaan serta akan menjadi andalan utama budidaya lebah. Tanaman Xanthostemon kuning tumbuh dengan sifat sebagai pohon besar berbeda dengan Xanthostemon merah/orange. Xanthostemon kuning bisa menjadi pohon andalan penghasil nektar dan polen. Pohon kaliandra pagoda (Calliandra calothyrsus) sangat berpotensi menghasilkan nektar yang melimpah. Pohon Acasia mangium bisa menghasilkan nektar ekstrafloral (dari ketiak daun atau lainnya), demikian juga singkong karet dan pohon karet selain menghasil resin. Pohon ceri memiliki pertumbuhan yang cepat dan berbunga sepanjang tahun. Nyamplung, sulatri, mangga, manggis, pinus, agathis dll bisa menjadi sumber resin dan beberapa sebagai penghasil NPR.
6. Identifikasi keberadaan tanaman liar atau tanaman eksisting yang secara alami tumbuh di sekitar kebun budidaya lebah. Biarkan tumbuh dan dilestarikan keberadaannya agar bisa membantu menjadi sumber pakan lebah andalan yang tidak perlu banyak pemeliharaan rutin.
Keberadaan tanaman liar di sekitar peternakan lebah tanpa sengat sangat penting. Selain dapat mejamin ketersediaan pakan sepanjang tahun tanpa perlu ditanam juga dapat menambah keragaman nektar dan polen yang dikumpulkan lebah sehingga akan meningkatkan kualitas madu dan beebread yang dihasilkan lebah tanpa sengat. Ditambah lagi banyak tanaman liar yang berada di sekitar kita yang bernilai sebagai tanaman obat sehingga akan memperkaya atau menambah khasiat madu yang dihasilkan.
Kebanyakan tanaman liar dianggap sebagai gulma atau tumbuhan pengganggu bagi tanaman budidaya sehingga keberadaannya sering terancam untuk dibasmi atau diberantas, baik menggunakan herbisida maupun dimatikan atau dicabut secara manual. Oleh karena itu penting bagi pembudidaya lebah tanpa sengat untuk memperhatikan jenis-jenis tanaman liar yang berpotensi sebagai penghasil pakan lebah trigona untuk dipertahankan atau dijaga keberadaannya, bahkan kalau perlu dikembangkan dengan sengaja dengan dibudidayakan secara serius.
Berikut beberapa jenis tanaman liar yang berpotensi untuk menambah pakan lebah tanpa sengat.
Krokot (Portulacca oleracea) – Penghasil Nektar dan Polen
Banyak dijumpai di bawah tegakan hutan sebagai groundcover, di ladang, di sawah, tepi jalan dan lain-lain. Termasuk tanaman penghasil nektar yang dapat diandalkan sehingga patut dijaga kelestariannya untuk pakan lebah tanpa sengat trigona. Keistimewaan tanaman ini ternyata merupakan salah satu superfood yang banyak mengandung Omega 3 yang cukup tinggi.
Dikenal juga dengan nama Gelang (Sumatra, Sunda), Rèsèrèan (Madura). Ada 40 lebih spesies Portulaca, diantaranya adalah Portulaca oleracea. Krokot tumbuh liar ditempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Brazil yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut.
Batang, daun, dan bunganya dapat dipakai sebagai obat alternatif baik dalam keadaan segar maupun dikeringkan terlebih dulu. Adapula yang memakai hanya biji buahnya saja sebagai obat alternatif, yaitu dengan mengeringkannya, terutama untuk mengurangi perdarahan waktu datang bulan (haid terlalu banyak).
Daunnya bisa dimakan sebagai sayur. Daun krokot kaya akan omega tiga (ω 3). Dalam 100 gram daun krokot segar mengandung 225 – 300 mg asam linolenat (ω 3, 18:3, ∆9,12,15). Senyawa ini dapat menurunkan kholesterol darah, karena untuk membuang kholesterol diperlukan diantaranya omega tiga ini. Omega tiga juga dapat mencegah fatty liver (dalam hepar tertimbun lemak trigliserida), karena omega tiga diperlukan untuk membuat kulit (shell) dari VLDL, suatu lipoprotein yang mengangkut triasilgliserol dari hepar keseluruh tubuh. Dalam satu cangkir (one cup) daun krokot yang sudah direbus, mengandung 90 mg kalsium, 560 mg kalium, 2000 IU vit. A, dan beberapa asam amino yang berguna untuk kesehatan. Namun dalam satu cangkir daun krokot rebus tadi mengandung 910 mg asam oksalat, yang bisa menyebabkan kencing batu bagi mereka yang mempunyai resiko tinggi (ada diantara familinya kena kencing batu).
Rumput Israel (Asystasia gangetica)
Penghasil nektar dan polen yang cukup disukai lebah tanpa sengat
Rumput Israel merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di tepi-tepi jalan, belukar dan ladang. Rumput ini dianggap sebagai rumput perusak utama di ladang-ladang getah dan kelapa sawit di Nusantara. Di bidang penternakan ini dapat dijadikan makanan binatang ternak terutamanya lembu, kambing dan biri-biri. Selain itu ia juga boleh dijadi obat-obatan dalam pengobatan tradisional.
Daunnya nipis seperti kangkung, dengan urat daunnya yang berselang seli tetapi ada yang bertemu urat. Batangnya lembut berwarna hitam dan berair. Habitatnya menjalar dan menguasai tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitarnya.
Mahkota bunganya berjumlah 5, Ada yang berwarna putih, putih dengan corak ungu yang khas, dan ungu. Warna ungu merupakan bentuk adaptasi untuk menarik perhatian serangga, sebab serangga memiliki persepsi warna berbeda dari manusia. Di sisi lain, Daun Asystasia gangetica juga sangat disukai oleh beberapa jenis ulat.
Sama seperti dengan rumput-rumput lainnya, rumput Israel cepat tumbuh dan menghabiskan lahan. Tetapi, rumput Israel memiliki manfaat lain selain sebagai makanan kambing dan lembu. Masyarakat lokal Nyindu, Kongo, memanfaatkan tumbuhan ini dengan Bidens pilosa (ketul) untuk meredakan sakit kepala. Penelitian biokimia terbaru pada 2013 lalu di Afrika Selatan menyatakan bahwa ekstrak daun Asystasia gangetica berpotensi mengurangi tekanan darah, memperlambat detak jantung, serta mencegah hipertensi spontan
Wedelia, Seruni (Sphagneticola trilobata)
Penghasil polen
Wedelia adalah salah satu jenis tanaman liar yang hidup di kawasan dengan iklim tropis. Tanaman ini mudah ditemukan di area perkebunan dan persawahan, padang rumput serta di pinggir jalan. Wedelia masuk ke dalam golongan tanaman herba. Tanaman ini tumbuh merayap di atas permukaan tanah berfungsi sebagai groundcover yang dapat melindungi permukaan tanah agar tidak tererosi oleh air hujan.
Daun dan batang wedelia berwarna hijau yang mana pada daun dan batangnya dijumpai bulu halus, sedangkan bunganya berwarna kuning tipe bunga majemuk (komposit) berkelompok dengan jumblah kelopak bunga 8 helai, tumbuhan ini juga dapat dikembangbiakkan sebagai tanaman hias dengan cara generatif maupun vegetatif, pengembangbiakan secara generatif dapat dilakukan dengan menyemai bijinya sedangkan untuk perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek biasanya widelia berkembang biak dengan cara vegetatif menggunakan pola hidupnya yang menjalar ditanah dan menumbuhkan tunas baru pada batangnya.
Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata)
Bunga pukul delapan (Turnera subulata) termasuk salah satu anggota tumbuhan berbunga penghasil nektar dan polen yang cukup disukai lebah trigona. Bunga ini termasuk ke dalam suku Turneraceae. Nama lain dari bunga pukul delapan adalah lidah kucing (Jawa) dan holly rose (Inggris).
Tumbuhan herba ini berukuran 60-90 cm dan memiliki akar dengan panjang 0,3-0,8 m. Daun berwarna hijau dengan panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Berdaun tunggal, daunnya berbentuk elips dengan ujung meruncing dan tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup.
Bunga ini hanya mekar beberapa jam saja, sekitar jam 8 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Maka dari itu, jenis tumbuhan ini dinamakan bunga pukul delapan. Varietas bunga pukul delapan selain ada yang berwarna putih, juga ada yang berwarna kuning. Buah tanaman ini berbentuk telur lebar dengan biji lebih dari 30.
Turnera subulata merupakan jenis tanaman yang mirip dengan Turnera ulmifolia, tetapi keduanya biasa disebut dengan bunga pukul delapan. Hanya saja Turnera subulatamempunyai bunga berwarna putih dan mempunyai ukuran daun yang lebih kecil dibandingkan dengan daun dari Turnera ulmifolia.
Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, di ladang, di tanah pemakaman, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat dan Meksiko ini dapat ditemukan di daerah pasir yang kering pada ketinggian 10–250 meter di atas permukaan laut, tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindungi.
Di Indonesia, bunga pukul delapan banyak dijumpai di daerah Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tumbuhan berbunga ini dikenal sebagai tanaman hias, tanaman pengendali hama, dan juga sebagai tanaman obat. Berdasarkan penelitian, tanaman ini mengandung zat seperti terpenoid, flavonoid, steroid, benzenoid, alkaloid, dan lipid.
Bayam Duri (Amaranthus spinosus)
Tanaman bayam duri termasuk salah satu favorit pakan lebah penghasil polen dan nektar yang keberadaanya sering dijumpai dalam jumlah banyak di sekitar rumah, tepi jalan, ladang, daln lain-lain sehingga bisa diandalkan sebagai pakan lebah tanpa sengat.
Tanaman bayam duri ini merupakan salah satu dari jenis tanaman bayam-bayaman. Tanaman bayam duri mempunyai naman latin Amaranthus Spinosus L. Ciri-ciri bayam duri adalah pada bagian pangkal tangkai daun terdapat duri. Fungsi dan kegunaan bayam duri bagi sebagian masyarakat digunakan sebagai sayuran untuk makanan sehari-hari. Namun yang tidak kita ketahui tanaman bayam duri ini ternyata memiliki segudang manfaat dan khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit yang ada di tubuh.
Ketul (Bidens pilosa)
Bunga Ketul (Bidens pilosa), merupakan sepupu dari bunga Aster. Bunga ini termasuk kedalam suku Asteraceae (keluarga bunga matahari) yang merupakan kelompok terbesar dari tanaman berbunga penghasil polen yang sangat disukai lebah baik jenis trigona maupun apis. Sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pakan lebah dalam jumlah massal karena bijinya mudah tumbuh di tengah semak belukar mengalahkan tanaman jenis rerumputan.
Nama lain dari bunga ketul adalah acerang, ajeran, hareuga (Sunda); petul, ketulan, ketul kebo, ketul sapi, jaringan, caringan (Jawa); lanci thuwa, lancing thuwa, cing-lancingan (Madura); serta Spanish Needle, Blackjacks, Beggar ticks (Inggris).
Bunga ini umumnya ditemukan liar sebagai gulma di tepi jalan, di kebun-kebun pekarangan, di perkebunan-perkebunan, atau pada lahan-lahan terlantar. Menyukai tanah yang lembap dengan sinar matahari penuh, ketul didapati di ketinggian mulai 0 meter hingga ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun dengan kelopak berwarna putih dengan kuntum berwarna jingga di tengahnya.
Bunga Ketul dalam penyerbukannya dibantu oleh sebagian besar serangga secara epizoik, yakni pembuahan dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Setelah terjadi proses percampuran antara putik dengan benang sari maka akan terjadi proses pembuahan, dan dalam waktu seminggu (apabila kondisinya sesuai) 35–60% biji (buah) yang terjatuh di tanah akan berkecambah. Daya kecambahnya pun tetap tinggi setelah 3–5 tahun tersimpan, sekitar 80% biji masih mampu berkecambah. Ini yang menjadikan bunga ketul dapat tumbuh dan beradaptasi di berbagai keadaan.
Sembung Rambat (Mikania micrantha)
Mikania merupakan suatu tumbuhan gulma yang tumbuh merambat dan memiliki nama ilmiah Mikania micrantha. Mikania memiliki nama lokal yang berbeda di setiap daerahnya. Di daerah Tapanuli Selatan tumbuhan ini dikenal dengan nama “siroppaspara”. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur tumbuhan ini dikenal dengan nama “sembung rambat”. Di Jawa Barat (Sunda) tumbuhan ini dikenal dengan nama “caputuheun”. Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama American rope, mile–a–minute weed, bittervine, dan Chinese creeper. Mikania berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan liar pengganggu di beberapa daerah, seperti di Afrika Barat, India, Kepulauan Pasifik, dan Asia Tenggara, terutama Indonesia. Tumbuhan liar ini mampu tumbuh menyebar dan menekan vegetasi alami, sehingga mikania menjadi ancaman utama pada produksi pertanian dan lingkungan di sekitarnya. Mikania dapat tumbuh pada musim kemarau (kering) dan tumbuh cepat pada musim hujan (basah). Mikania dapat tumbuh hingga 9 cm per hari dalam kondisi lingkungan yang ideal. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di pinggiran hutan, pinggiran sungai, sisi jalan, padang rumput, dan perkebunan (DEEDI 2011; APFISN 2012).
Mikania memiliki karakteristik fisik yang unik. Batang mikania berwarna hijau muda dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Pada tiap ruas batang terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru, dan juga bunga. Daun mikania berbentuk segitiga yang menyerupai bentuk hati dengan panjang 4-13 cm dan lebar 2-9 cm. Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. Bunga tumbuhan mikania berwarna putih, berukuran kecil, serta tumbuh dari ketiak daun atau juga pada ujung tunas merupakan salah satu alternatif pakan lebah trigona yang cukup diminatti lebah.
Harendong (Melastoma malabathricum)
Tumbuhan harendong, senduduk (Melastoma malabathricum L), anggota famili Melastomataceae, merupakan tumbuhan yang tumbuh baik dan tersebar luas di daerah tanah masam sebagai gulma berdaun lebar yang berkhasiat dan daunnya bisa digunakan sebagai pewarna alami kain katun.
Bunganya merupakan bunga majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu.
Tanaman ini menghasilkan nektar dan polen yang disukai lebah trigona
Jenis Tanaman Liar Lain
Seringkali kita sebagai peternak lebah tanpa sengat heran koq bisa ada madu atau polen yang bertambah di dalam stup lebah padahal menurut kita tidak ada tanaman yang biasa dikenal tumbuh di sekitar kita. Ternyata kita kurang memperhitungkan adanya tanaman jenis rerumputan kecil yang ternyata dapat menjadi pakan lebah. Mungkin salah satunya tanaman liar di bawah ini:
Sebuah Villa dengan luas lahan 2 hektar ternyata menjadi tempat yang ideal bagi lebah trigona lokal jenis Tetragonula laeviceps. Di berbagai sudut rumah seperti tiang, tembok, lubang pintu, dinding bebatuan, pepohonan telah menjadi sarang alaminya. Perkembangan demplot lebah jenis Tetragonula biroi yang dimiliki Stingless Bee Garden pun sangat menjanjikan, baru 10 hari saja berat kotor stup sudah bertambah 350 gram.
Merintis Budidaya Lebah Trigona di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat
Bumdesindo sebagai inisiator mengundang pegiat lebah trigona Bapak Najih Nahali dari Stingless Bee Garden Kota Depok dalam rangka membuka peluang usaha baru di beberapa desa di Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat yang memiliki vegetasi dan iklim yang sesuai dengan habitat lebah tanpa sengat (trigona). Telah disepakati pembuatan demplot budidaya lebah trigona unggul jenis Tetragonula biroi yang memiliki produktivitas tinggi dan paling adaptif terhadap lingkungan di lima desa, yaitu : Wangunreja, Nyalindung, Bojongsari, Mekarsari dan Sukamaju.
Ini adalah sebuah contoh perumahan yang bisa dijadikan lokasi budidaya lebah tanpa sengat di tengah kota sebagai urban bee – tentu jika warganya ingin memanfaatkan lingkungannya. Betapa tidak pepohonannya sudah matang karena banyak yang sudah berumur 20 tahun dengan vegetasi yang beraneka ragam terdiri dari (1) Penghasil resin (Pinus, damar, araucaria, cemara), (2) Penghasil nektar dan pollen (Akasia mangium, Eucalyptus, Antigonon, rerumputan liar, dll). Beberapa jenis tanaman bunga yang bisa menambah keindahan lingkungan dan sumber pakan lebah bisa ditambahkan. Sebuah potensi yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lebah tanpa sengat yang aman dan bermanfaat bagi warganya untuk menghasilkan madu secara swadaya sekaligus sebagai ajang eduwisata yang berwawasan lingkungan bagi warganya. Tentu menambah nilai tersendiri bagi lingkungan tersebut.
Banyak lagi potensi di lingkungan perkotaan yang seperti ini untuk menjadikan lebah tanpa sengat sebagai urban bee.
Komentar Terbaru