0811113087
Tanaman Liar Pakan Lebah Tanpa Sengat

Tanaman Liar Pakan Lebah Tanpa Sengat

Keberadaan tanaman liar di sekitar peternakan lebah tanpa sengat sangat penting. Selain dapat mejamin ketersediaan pakan sepanjang tahun tanpa perlu ditanam juga dapat menambah keragaman nektar dan polen yang dikumpulkan lebah sehingga akan meningkatkan kualitas madu dan beebread yang dihasilkan lebah tanpa sengat. Ditambah lagi banyak tanaman liar yang berada di sekitar kita yang bernilai sebagai tanaman obat sehingga akan memperkaya atau menambah khasiat madu yang dihasilkan.

Kebanyakan tanaman liar dianggap sebagai gulma atau tumbuhan pengganggu bagi tanaman budidaya sehingga keberadaannya sering terancam untuk dibasmi atau diberantas, baik menggunakan herbisida maupun dimatikan atau dicabut secara manual. Oleh karena itu penting bagi pembudidaya lebah tanpa sengat untuk memperhatikan jenis-jenis tanaman liar yang berpotensi sebagai penghasil pakan lebah trigona untuk dipertahankan atau dijaga keberadaannya, bahkan kalau perlu dikembangkan dengan sengaja dengan dibudidayakan secara serius.

Berikut beberapa jenis tanaman liar yang berpotensi untuk menambah pakan lebah tanpa sengat.

Krokot (Portulacca oleracea) – Penghasil Nektar dan Polen

Banyak dijumpai di bawah tegakan hutan sebagai groundcover, di ladang, di sawah, tepi jalan dan lain-lain. Termasuk tanaman penghasil nektar yang dapat diandalkan sehingga patut dijaga kelestariannya untuk pakan lebah tanpa sengat trigona. Keistimewaan tanaman ini ternyata merupakan salah satu superfood yang banyak mengandung Omega 3 yang cukup tinggi.

Dikenal juga dengan nama Gelang (Sumatra, Sunda), Rèsèrèan (Madura). Ada 40 lebih spesies Portulaca, diantaranya adalah Portulaca oleracea. Krokot tumbuh liar ditempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Brazil yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut.

Batang, daun, dan bunganya dapat dipakai sebagai obat alternatif baik dalam keadaan segar maupun dikeringkan terlebih dulu. Adapula yang memakai hanya biji buahnya saja sebagai obat alternatif, yaitu dengan mengeringkannya, terutama untuk mengurangi perdarahan waktu datang bulan (haid terlalu banyak).



Daunnya bisa dimakan sebagai sayur. Daun krokot kaya akan omega tiga (ω 3). Dalam 100 gram daun krokot segar mengandung 225 – 300 mg asam linolenat (ω 3, 18:3, ∆9,12,15). Senyawa ini dapat menurunkan kholesterol darah, karena untuk membuang kholesterol diperlukan diantaranya omega tiga ini. Omega tiga juga dapat mencegah fatty liver (dalam hepar tertimbun lemak trigliserida), karena omega tiga diperlukan untuk membuat kulit (shell) dari VLDL, suatu lipoprotein yang mengangkut triasilgliserol dari hepar keseluruh tubuh. Dalam satu cangkir (one cup) daun krokot yang sudah direbus, mengandung 90 mg kalsium, 560 mg kalium, 2000 IU vit. A, dan beberapa asam amino yang berguna untuk kesehatan. Namun dalam satu cangkir daun krokot rebus tadi mengandung 910 mg asam oksalat, yang bisa menyebabkan kencing batu bagi mereka yang mempunyai resiko tinggi (ada diantara familinya kena kencing batu).

Rumput Israel (Asystasia gangetica)

Penghasil nektar dan polen yang cukup disukai lebah tanpa sengat

Rumput Israel merupakan tumbuhan yang banyak terdapat di tepi-tepi jalan, belukar dan ladang. Rumput ini dianggap sebagai rumput perusak utama di ladang-ladang getah dan kelapa sawit di Nusantara. Di bidang penternakan ini dapat dijadikan makanan binatang ternak terutamanya lembu, kambing dan biri-biri. Selain itu ia juga boleh dijadi obat-obatan dalam pengobatan tradisional.

Daunnya nipis seperti kangkung, dengan urat daunnya yang berselang seli tetapi ada yang bertemu urat. Batangnya lembut berwarna hitam dan berair. Habitatnya menjalar dan menguasai tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitarnya.

Mahkota bunganya berjumlah 5, Ada yang berwarna putih, putih dengan corak ungu yang khas, dan ungu. Warna ungu merupakan bentuk adaptasi untuk menarik perhatian serangga, sebab serangga memiliki persepsi warna berbeda dari manusia. Di sisi lain, Daun Asystasia gangetica juga sangat disukai oleh beberapa jenis ulat.

Sama seperti dengan rumput-rumput lainnya, rumput Israel cepat tumbuh dan menghabiskan lahan. Tetapi, rumput Israel memiliki manfaat lain selain sebagai makanan kambing dan lembu.
Masyarakat lokal Nyindu, Kongo, memanfaatkan tumbuhan ini dengan Bidens pilosa (ketul) untuk meredakan sakit kepala.
Penelitian biokimia terbaru pada 2013 lalu di Afrika Selatan menyatakan bahwa ekstrak daun Asystasia gangetica berpotensi mengurangi tekanan darah, memperlambat detak jantung, serta mencegah hipertensi spontan

Wedelia, Seruni (Sphagneticola trilobata)

Penghasil polen

Wedelia adalah salah satu jenis tanaman liar yang hidup di kawasan dengan iklim tropis. Tanaman ini mudah ditemukan di area perkebunan dan persawahan, padang rumput serta di pinggir jalan. Wedelia masuk ke dalam golongan tanaman herba. Tanaman ini tumbuh merayap di atas permukaan tanah berfungsi sebagai groundcover yang dapat melindungi permukaan tanah agar tidak tererosi oleh air hujan.

Daun dan batang wedelia berwarna hijau yang mana pada daun dan batangnya dijumpai bulu halus, sedangkan bunganya berwarna kuning tipe bunga majemuk (komposit) berkelompok dengan jumblah kelopak bunga 8 helai, tumbuhan ini juga dapat dikembangbiakkan sebagai tanaman hias dengan cara generatif maupun vegetatif, pengembangbiakan secara generatif dapat dilakukan dengan menyemai bijinya sedangkan untuk perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek biasanya widelia berkembang biak dengan cara vegetatif menggunakan pola hidupnya yang menjalar ditanah dan menumbuhkan tunas baru pada batangnya.

Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata)

Bunga pukul delapan (Turnera subulata) termasuk salah satu anggota tumbuhan berbunga penghasil nektar dan polen yang cukup disukai lebah trigona. Bunga ini termasuk ke dalam suku Turneraceae. Nama lain dari bunga pukul delapan adalah lidah kucing (Jawa) dan holly rose (Inggris).

Tumbuhan herba ini berukuran 60-90 cm dan memiliki akar dengan panjang 0,3-0,8 m. Daun berwarna hijau dengan panjang 2-7 cm dan lebar 1-4 cm. Berdaun tunggal, daunnya berbentuk elips dengan ujung meruncing dan tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup.

Bunga ini hanya mekar beberapa jam saja, sekitar jam 8 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Maka dari itu, jenis tumbuhan ini dinamakan bunga pukul delapan. Varietas bunga pukul delapan selain ada yang berwarna putih, juga ada yang berwarna kuning. Buah tanaman ini berbentuk telur lebar dengan biji lebih dari 30.

Turnera subulata merupakan jenis tanaman yang mirip dengan Turnera ulmifolia, tetapi keduanya biasa disebut dengan bunga pukul delapan. Hanya saja Turnera subulatamempunyai bunga berwarna putih dan mempunyai ukuran daun yang lebih kecil dibandingkan dengan daun dari Turnera ulmifolia.

Bunga pukul delapan ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, di ladang, di tanah pemakaman, tepi saluran air, dan umumnya tumbuh berkelompok. Tumbuhan yang berasal dari Hindia Barat dan Meksiko ini dapat ditemukan di daerah pasir yang kering pada ketinggian 10–250 meter di atas permukaan laut, tempat-tempat yang terkena sinar matahari langsung atau sedikit terlindungi.

Di Indonesia, bunga pukul delapan banyak dijumpai di daerah Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Tumbuhan berbunga ini dikenal sebagai tanaman hias, tanaman pengendali hama, dan juga sebagai tanaman obat. Berdasarkan penelitian, tanaman ini mengandung zat seperti terpenoid, flavonoid, steroid, benzenoid, alkaloid, dan lipid.

Bayam Duri (Amaranthus spinosus)

Tanaman bayam duri termasuk salah satu favorit pakan lebah penghasil polen dan nektar yang keberadaanya sering dijumpai dalam jumlah banyak di sekitar rumah, tepi jalan, ladang, daln lain-lain sehingga bisa diandalkan sebagai pakan lebah tanpa sengat.

Tanaman bayam duri ini merupakan salah satu dari jenis tanaman bayam-bayaman. Tanaman bayam duri mempunyai naman latin Amaranthus Spinosus L.  Ciri-ciri bayam duri adalah pada bagian pangkal tangkai daun terdapat duri. Fungsi dan kegunaan bayam duri bagi sebagian masyarakat digunakan sebagai sayuran untuk makanan sehari-hari. Namun yang tidak kita ketahui tanaman bayam duri ini ternyata memiliki segudang manfaat dan khasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit yang ada di tubuh.

Ketul (Bidens pilosa)

Bunga Ketul (Bidens pilosa), merupakan sepupu dari bunga Aster. Bunga ini termasuk kedalam suku Asteraceae (keluarga bunga matahari) yang merupakan kelompok terbesar dari tanaman berbunga penghasil polen yang sangat disukai lebah baik jenis trigona maupun apis. Sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai pakan lebah dalam jumlah massal karena bijinya mudah tumbuh di tengah semak belukar mengalahkan tanaman jenis rerumputan.

Nama lain dari bunga ketul adalah acerang, ajeran, hareuga (Sunda); petul, ketulan, ketul kebo, ketul sapi, jaringan, caringan (Jawa); lanci thuwa, lancing thuwa, cing-lancingan (Madura); serta Spanish Needle, Blackjacks, Beggar ticks (Inggris).

Bunga ini umumnya ditemukan liar sebagai gulma di tepi jalan, di kebun-kebun pekarangan, di perkebunan-perkebunan, atau pada lahan-lahan terlantar. Menyukai tanah yang lembap dengan sinar matahari penuh, ketul didapati di ketinggian mulai 0 meter hingga ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun dengan kelopak berwarna putih dengan kuntum berwarna jingga di tengahnya.

Bunga Ketul dalam penyerbukannya dibantu oleh sebagian besar serangga secara epizoik, yakni pembuahan dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Setelah terjadi proses percampuran antara putik dengan benang sari maka akan terjadi proses pembuahan, dan dalam waktu seminggu (apabila kondisinya sesuai) 35–60% biji (buah) yang terjatuh di tanah akan berkecambah. Daya kecambahnya pun tetap tinggi setelah 3–5 tahun tersimpan, sekitar 80% biji masih mampu berkecambah. Ini yang menjadikan bunga ketul dapat tumbuh dan beradaptasi di berbagai keadaan.

Sembung Rambat (Mikania micrantha)

Mikania merupakan suatu tumbuhan gulma yang tumbuh merambat dan memiliki nama ilmiah Mikania micrantha. Mikania memiliki nama lokal yang berbeda di setiap daerahnya. Di daerah Tapanuli Selatan tumbuhan ini dikenal dengan nama “siroppaspara”. Di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur tumbuhan ini dikenal dengan nama “sembung rambat”. Di Jawa Barat (Sunda) tumbuhan ini dikenal dengan nama “caputuheun”. Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama American ropemileaminute weedbittervine, dan Chinese creeper. Mikania berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan liar pengganggu di beberapa daerah, seperti di Afrika Barat, India, Kepulauan Pasifik, dan Asia Tenggara, terutama Indonesia. Tumbuhan liar ini mampu tumbuh menyebar dan menekan vegetasi alami, sehingga mikania menjadi ancaman utama pada produksi pertanian dan lingkungan di sekitarnya. Mikania dapat tumbuh pada musim kemarau (kering) dan tumbuh cepat pada musim hujan (basah). Mikania dapat tumbuh hingga 9 cm per hari dalam kondisi lingkungan yang ideal. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di pinggiran hutan, pinggiran sungai, sisi jalan, padang rumput, dan perkebunan (DEEDI 2011; APFISN 2012).

Mikania memiliki karakteristik fisik yang unik. Batang mikania berwarna hijau muda dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Pada tiap ruas batang terdapat dua helai daun yang saling berhadapan, tunas baru, dan juga bunga. Daun mikania berbentuk segitiga yang menyerupai bentuk hati dengan panjang 4-13 cm dan lebar 2-9 cm.  Permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. Bunga tumbuhan mikania berwarna putih, berukuran kecil, serta tumbuh dari ketiak daun atau juga pada ujung tunas merupakan salah satu alternatif pakan lebah trigona yang cukup diminatti lebah.

Harendong (Melastoma malabathricum)

Tumbuhan harendong, senduduk (Melastoma malabathricum L), anggota famili Melastomataceae, merupakan tumbuhan yang tumbuh baik dan tersebar luas di daerah tanah masam sebagai gulma berdaun lebar yang berkhasiat dan daunnya bisa digunakan sebagai pewarna alami kain katun.

Bunganya merupakan bunga majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung
bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu.

Tanaman ini menghasilkan nektar dan polen yang disukai lebah trigona

Jenis Tanaman Liar Lain

Seringkali kita sebagai peternak lebah tanpa sengat heran koq bisa ada madu atau polen yang bertambah di dalam stup lebah padahal menurut kita tidak ada tanaman yang biasa dikenal tumbuh di sekitar kita. Ternyata kita kurang memperhitungkan adanya tanaman jenis rerumputan kecil yang ternyata dapat menjadi pakan lebah. Mungkin salah satunya tanaman liar di bawah ini:

3 Jenis Tanaman Wajib sebagai Pakan Tambahan Trigona

3 Jenis Tanaman Wajib sebagai Pakan Tambahan Trigona

Pakan tambahan penting artinya bagi budidaya lebah tanpa sengat dikarenakan dapat menjamin ketersediaan sumber nektar dan pollen sepanjang tahun bagi lebah.

Tiga jenis tanaman yang berbunga sepanjang tahun yang perlu ditanam peternak lebah trigona di sekitar kebunnya yaitu:

  1. Tanaman rambat air mata pengantin (Antigonon sp) bunga putih atau pink.

Sering ditanam pecinta tanaman hias di pergola atau pagar yang dapat mempercantik rumah atau tamannya.
Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang cepat dalam setengah tahun bunganya sudah bisa menjadi andalan penghasil nektar dan pollen yang disukai lebah, baik jenis trigona maupun apis.
Pentingnya tanaman air mata pengantin bagi peternak lebah adalah karena bisa berbunga sepanjang tahun baik di musim hujan maupun musim kemarau, sehingga bisa menjadi tanaman wajib yang mesti ada. Namun perlu diingat walaupun berbunga di musim hujan ketersediaan nektar sangat berkurang karena sering tercuci oleh air hujan.
Jika dirawat dengan baik tanaman ini dapat tumbuh bertahun-tahun dan dapat menjadi sangat rimbun serta mampu menjalar hingga ke pohon yang tinggi. Jika sudah demikian satu tanaman saja sudah cukup memenuhi kebutuhan belasan atau puluhan stup lebah tanpa sengat.

2. Batavia (Jatropha integerrima) bunga merah atau pink.

Tanaman ini baru muncul atau dikenal luas sekitar tahun 1990 an di mana awalnya populer ditanam sebagai pengisi taman (landscape) di dalam perumahan atau real estate besar di Jabodetabek di sepanjang jalan atau setiap sudut taman. Hampir tidak ada real estate yang tidak menggunakan tanaman ini sebagai penghias taman sehingga mendorong petani tanaman hias memproduksi secara massal di mana-mana sekitar Jabodetabek.

Tanaman berbatang kayu dan bergetah ini memiliki bunga kecil-kecil berwarna merah atau pink yang tumbuh berkelompok pada tangkai di ujung ranting. Semak tinggi ini berbunga sepanjang tahun. Pohonnya yang berkayu membuat perdu ini mampu tumbuh mencapai 2 m. Tanaman berbunga kecil-kecil ini sangat tidak manja dan menyukai limpahan sinar matahari.
Tanaman ini penghasil pollen dan sedikit nektar, bahkan resin. Tanaman semak yang dapat hidup tahunan dan berbunga sepanjang tahun. Tidak pernah sepi dikunjungi lebah trigona jenis laeviceps dan biroi sepanjang hari. Tidak terlihat jenis apis atau itama yang hinggap di bunga ini di farm kami.
Tanaman ini tumbuh dengan lebih cepat jika disambung (okulasi) dengan batang bawah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas). Sedangkan yang tumbuh dari tanaman aslinya (stek/cangkok) memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dan biasanya tumbuh ‘nglancir’ serta kurang rimbun.

3. Xanthostemon bunga merah atau kuning


Terutama jenis bunga kuning yang bisa tumbuh menjadi pohon besar hingga 5-10 m. Sekali berbunga hampir menutupi sebagian besar tajuknya dan menjadi penghasil nektar yang handal selain polen.
Berbeda dengan air mata pengantin dan batavia tanaman ini berbunga secara serentak kemudian rontok untuk menghasilkan biji. Istirahat sebentar kemudian berbunga kembali dengan rimbun. Tidak kurang 4-6 kali dalam setahun berbunga rimbun yang sifatnya serentak.

Harapan pada Sebuah Desa

Harapan pada Sebuah Desa

Inilah sebuah desa yang sementara ini masih dirahasiakan karena memiliki potensi yang sangat menjanjikan bagi budidaya lebah tanpa sengat. Di dalam desa ini tersimpan berbagai getah, pollen dan nektar yang beragam dengan vegetasi aren, durian, manggis, nangka, duku, kokosan, rambutan, pisang, kelapa, dll. Dengan introduksi beberapa jenis tanaman bunga selain menambah indah desa juga akan bisa menjamin ketersediaan nektar dan pollen sepanjang tahun.

Trigona pada Rumah Kayu Ciampea

Trigona pada Rumah Kayu Ciampea

Secercah cahaya yang menggembirakan

Demplot Rumah Kayu Ciampea

Sebuah Villa dengan luas lahan 2 hektar ternyata menjadi tempat yang ideal bagi lebah trigona lokal jenis Tetragonula laeviceps. Di berbagai sudut rumah seperti tiang, tembok, lubang pintu, dinding bebatuan, pepohonan telah menjadi sarang alaminya. Perkembangan demplot lebah jenis Tetragonula biroi yang dimiliki Stingless Bee Garden pun sangat menjanjikan, baru 10 hari saja berat kotor stup sudah bertambah 350 gram.